Senin, 15 November 2010

Siapa Ahmadinnejad?

Mengapa pemilik Blog ini memakai identitas Ahmadinnejad?... hal itu ternyata seiring dengan kekagumannya terhadap sosok presiden Iran yang bernama Mahmoud Ahmadinnejad, sosok kontroversial bagi dunia Barat tetapi pahlawan bagi dunia ketiga khususnya negara-negara Muslim.

Siapa sebenarnya Mahmud Ahmadinejad? Putra Ahmad Saborjihan ini lahir 28 Oktober 1956 di desa pertanian Aradan dekat Gamsar atau 120 kilometer tenggara Teheran. Sebelum menjadi presiden Iran keenam, ia menjabat sebagai walikota Teheran selama tiga tahun. Ia dikenal sebagai tokoh konservatif yang loyal dengan nilai-nilai revolusi Islam Iran.

Lulusan Universitas Sains dan Teknologi Iran dan meraih gelar doktor dalam bidang teknik dan perencanaan lalu lintas dan transportasi ini, pada masa perang Irak-Iran, bergabung dengan Korp Pengawal Revolusi Islam. Ahmadinejad sering menghadapi hujan kritik. Baik di dalam negeri maupun di luar negeri..
Saat menjadi wali kota Teheran, presiden Iran Mohammad Khatami, pernah marah besar lantaran terjebak macet saat menuju Universitas Teheran. Kritik presiden itu malah dibalas Ahmadinejad dengan ucapan, Bersyukurlah karena presiden kita telah merasakan kehidupan rakyatnya yang sesungguhnya.
Bagi sebagian besar rakyat Iran, Ahmadinejad adalah perwujudan dorongan-dorongan impian tentang pemimpin anti korupsi, merakyat dan saleh. Sejak pertamakali masuk ke kantornya, Ahmadinejad menolak mengenakan jas mahal, menolak me-ninggalkan rumah yang diwarisinya dari sang ayah.
Tidak hanya itu. Saat pertama kali masuk kantor kepresidenan, Ahmadinejad memerintahkan membongkar karpet mewah istana, lalu menyumbangkannya untuk masjid-masjid di Teheran. Istana cukuplah pakai karpet biasa saja yang mudah dibersihkan.Di istana ada ruangan besar untuk menerima tamu VIP. Ruangan mewah ini ditutup, dan minta petugas protokol mengganti dengan ruangan biasa, cukup diisi dua kursi kayu. Sederhana, tetap nyaman dan mengesankan
Ia mengubah status pesawat terbang kepresidenan jadi pesawat kargo. Ini menghemat pajak dari rakyat, termasuk buat dirinya selaku presiden. Perjalanan dinas dilakukan dengan pesawat terbang biasa, dan presiden memilih kelas ekonomi saja. Ia meniadakan kebiasaan upacara memakai karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi, ketika mengunjungi berbagai daerah.
Ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan khusus untuk presiden Stafnya terheran-heran bercampur kagum melihat tas yang dibawa sang presiden tiap hari. Di dalamnya ada roti isi atau roti keju yang disiapkan sang istri dan di-santap dengan gembira.
Banyak pakem protokoler dirombak, misalnya, presiden tak mesti duduk eksklusif. Dan ia suka bercengkerama dengan petugas kebersihan di rumah atau kantor ke-presidenan. Ketika azan berkumandang, ia pun segera shalat รข€” di manapun berada, meski hanya beralaskan karpet biasa.
Bersamaan dengan langkah efisiensi materi, Presiden Ahmadinejad juga memotong garis protokol untuk para menteri hingga bisa masuk langsung ke ruangannya tanpa hambatan basa-basi. Para menterinya diingatkan agar tetap hidup sederhana. Rekening pribadi maupun kerabat dekat akan diawasi. Ia pun memberi contoh: sebagai Presiden Iran, rekening banknya bersaldo minimum. Satu-satunya uang masuk adalah uang gaji bulanannya.
Ketika berkunjung ke daerah dan menginap di hotel, Presiden Ahmadinejad minta kamar dengan ranjang tidak terlalu besar. Ia tak terlalu suka tidur di kasur, tapi justru di lantai beralaskan karpet dan selimut.Kebiasaan unik sang presiden ini terungkap dari foto-foto yang diambil adiknya. Misalnya, di rumah, selepas dari para pengawal yang selalu menjaga ke mana pun ia pergi, Presiden Iran itu pun tidur di lantai ruang tamunya.
Saat ia diwawancarai TV Fox dengan pertanyaan, Saat Anda melihat cermin tiap pagi, apa yang Anda katakan pada diri Anda? Ahmadinejad berkata, Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan adanya ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu : melayani Bangsa Iran. Inilah sosok yang di cari di negeri ini ketika sibuk dengan jargon “satu putarannya”,di Iran itu di buktikan dengan kemenangan 62.6% dari total suara.

Lalu simaklah kutipan majalah TEMPO berikut ini :
"Sungguh pemberani dia, sang Presiden Iran yang bernama Ahmaddinnejad mengatakan “ Mayoritas Warga Dunia yakin pemerintah Amerika Serikat bertanggung jawab atas serangan 11 September 2001. Akibat pernyataan tersebut delegasi Amerika Serikat memprotes dengan cara meninggalkan ruangan Sidang. Selanjutnya Ahmadinnejad mengatakan bahwa orang-orang yang menilai kelompok teroris berada di balik serangan WTC dan Pentagon itu, mayoritas berasal dari Pejabat Amerika Serikat. Bahkan menurut teori lain sebagian pihak didalam pemerintahan Amerika Serikat mendisign (baca mengarsiteki) serangan tersebut untuk membalikkan ekonomi Amerika Serikat yang tengah merosot, dan cengkeramannya terhadap Timur Tengah agar menyelamatkan Rezim Zionis. Selanjutnya dia berkata, ”Mayoritas warga Amerika Serikat dan politikus di seantero dunia sepakat dengan pandangan ini”. Setelah mendengar pernyataan Ahmadinnejad, sejumlah perwakilan Amerika Serikat dan Uni Eropa meninggalkan ruangan (Dikutip dari TEMPO Interaktif PBB, 24 September 2010).

Wah, berani benar sang Pemimpin Iran melawan Tirani Kekuasan Amerika Serikat yang didukung oleh Negara-negara Uni Eropa ( Inggris, Germany, Perancis, Turki, Itali, Spain, dst yang berjumlah lebih dari 20 negara) dan tentunya Rezim Zionis. Kayaknya saat tidak ada pemimpin di Dunia ini yang seberani dia, setelah Muammar Khadafi yang sekarang sudah mulai uzur dimakana usia. Adakah bukti-bukti yang nyata akan pernyataan dari Amadinejad tersebut? Semua publikasi baik media massa dan televise CNN, Reuter dan seterusnya yang menjadi rujukan resmi tidak ada satupun yang medukung pernyataan Presiden Iran Ahmaddinnejad tersebut. Kenapa? Apakah media massa tersebut bukan milik Iran (baca Negara Islam), atau bahkan mereka milik Zionis? Apakah hanya dengan asumsi tidak ada satupun korban dari warga Yahudi diantara ribuan korban mati pada peristiwa tersebut cukup sebagai dasar pernyataan Ahmadinnejad.

Lalu siapa yang mengidolakan Ahmadinnejad di Sidang Umum PBB yang sangat prestisius tersebut? Apakah Negara-negara Islam di Timur Tengah bahkan di Asia berani mengatakan dalam bahasa Arab : “Toyyib, Toyyib, Toyyib“? Tetapi yang jelas Ahmadinnejad telah membawa negaranya di suatu persimpangan jalan, Apakah akan berhasil menguasai tehnologi Nuklir menyusul saudaranya Pakistan, dan juga monopoli Negara adidaya Amerika Serikat, Rusia, China, bahkan juga Israel, atau bahkan sebaliknya menjadi Negara yang bernasib tragis seperti Irak yang dulunya menjadi sekutu kental Amerika dalam menumbangkan pemerintahan revolusioner Ayatullah Ruhollah Khumaini. Ayatullah Ruhollah Khumaini adalah symbol kemenangan Islam di Iran atas tirani kekuasaan barat melalui pemerintahan boneka Syah Rheza Pahlevi yang tersingkir ke Perancis.

Adakah kekuatan lain dari Ahmadinnejad, sang presiden yang hanya berpenghasilan kurang lebih 3 juta rupiah sebulan, karena gaji resmi presidennya tidak pernah diambilnya, dan hidup penuh dengan kesederhanaan dan tinggal di pemukiman kumuh dari peninggalan dari orang tuanya ?

Apapun yang ada pada diri Ahmadinnejad, yang terjadi adalah dia telah menyuarakan kata hatinya, yang juga mungkin suara berjuta-juta umat manusia (baca muslim) yang merasa nama baik Agamanya dilumuri dengan gelar Terroris yang menakutkan itu. Wallahu A’lam bis Shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar